KIMS Siapkan Ibu Jadi Partner Kesuksesan Anak
Penulis: Vita Resti Isvandri
Editor: Erlin Fadhylah
“Kini, berbagai aktivitas keseharian terasa lebih bermakna setelah mengenal KIMS.”
(Vita Resti Isvandri, Anggota KIMS Batch 1)

Setiap orang tua pasti mendambakan kesuksesan anaknya di masa mendatang. Namun, hal tersebut sering diiringi dengan kebimbangan mengenai cara mempersiapkan kesuksesan tersebut. Apakah memasukkan ke sekolah-sekolah terbaik atau les-les tambahan sudah cukup?
Ibu Sebagai Sekolah Pertama
Sekolah memang tempat anak belajar, tetapi kecintaannya terhadap proses belajar harus ditumbuhkan sebelum anak menginjakkan kaki di bangku sekolah. Sekolah juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang mendukung anak untuk bereksplorasi terhadap ilmu pengetahuan. Namun, kemampuannya untuk berpikir kritis dapat dilatih sejak dalam dekapan.
Orang tua, khususnya Ibu, memiliki peran besar untuk menumbuhkan kecintaan anak terhadap ilmu, karena pada diri orang tualah anak dapat mengambil teladan. Orang tua dapat menjadi partner anak untuk berlatih kecakapan berpikir kritis dan sistematis terhadap peristiwa keseharian. Terutama jika orang tua mau memberikan anak kesempatan dan menggali potensi tersebut bersama-sama. Apa lagi kebersamaan anak dan orang tua berlangsung lebih lama, jauh sebelum anak memasuki usia sekolah. Dengan demikian, ada banyak kesempatan bagi orang tua untuk membekali anak menjadi pribadi sukses di kemudian hari melalui kegiatan keseharian yang bermakna.
KIMS adalah Jawaban untuk Mempersiapkan Diri Sebagai Orang Tua
Namun, untuk mencapai semua itu pasti tidak mudah. Apa yang harus dilakukan untuk melatih hal-hal tersebut? Bagaimana cara memulainya? Apa saja yang harus dipersiapkan? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin terlontar dari benak kita sebagai orang tua, begitu pun dengan saya. Syukurnya, Komunitas Ibu Main STrEAM (KIMS) hadir sebagai jawaban atas semua pertanyaan tersebut. Melalui kegiatan orientasinya, kami, para ibu, dibekali dengan berbagai keterampilan yang semestinya dimiliki untuk bisa mendampingi anak belajar melalui proses bermain.
Mengapa harus melalui bermain? Berbagai penelitian menunjukkan keterkaitan erat antara peningkatan pemahaman yang didapatkan dalam proses belajar jika diberikan melalui permainan, khususnya pada anak usia dini. Oleh karena itu, Ibu, sebagai pihak yang lebih sering mendampingi anak, bisa saja mengajarkan banyak hal pada anaknya tanpa anaknya sadari bahwa ia sedang belajar karena dilakukan melalui kegiatan bermain yang menyenangkan.