top of page

Ternyata STEAM Bisa Mengasyikan!

Kisah Orientasi KIMS Bunda Sri Bersama Daffa

Penulis: Sri Purnamasari

Editor: Erlin Fadhylah


Main STEAM bisa jadi seru kalau kita paham cara yang benar dalam memandu anak tanpa terkesan menggurui. Saya pun banyak mendapatkan momen menakjubkan saat bermain bersama Daffa …” (Sri Purnamasari, Anggota KIMS Batch 1)

Waktu saya kecil, hal-hal terkait STEAM atau percobaan itu susah dan tidak menyenangkan. Semua sekedar menghafal teori, tetapi susah sekali dikembangkan apalagi dipraktikkan. Karena itu, saya tidak mau anak saya merasakan hal yang sama.

Saya pun mencoba membaca sekilas informasi tentang STEAM di internet dan berusaha menerapkannya kepada Daffa--anak saya. Sayangnya, hal tersebut cukup sulit dilakukan karena anak saya cenderung tidak tertarik. Mungkin karena saya kaku dan saklek banget kali, ya?


Menjadi Calon Ibu Main STrEAM

Nah, kebetulan sekali @rumahmainstream menyediakan wadah untuk ibu-ibu yang kesulitan seperti saya untuk belajar bersama. Saya pun mencoba untuk mendaftar dan Alhamdullilah saya terpilih.

Awal perjalanan saya sebagai Calon Ibu Main STrEAM di Komunitas Ibu Main STrEAM (KIMS) angkatan pertama ini dimulai pada 26 Juni 2021. Mulanya, saya deg-degan banget. Beribu pertanyaan menghantui, misalnya, apa saya bisa? Apa anak saya mau diajak kerja sama? Walaupun kami sudah mengikuti kegiatan @rumahmainstream selama pandemi ini, tetapi tetap saja saya masih belum begitu paham tentang STEAM dan cara bermain di rumah sendiri.

Masa orientasi selama tujuh minggu kami lalui. Selama Orientasi sebagai calon KIMS, kami mendapatkan materi-materi mengenai STEAM mulai dari yang paling dasar serta diperkenalkan mengenai topik lainnya mengenai tantangan masa depan, HAKI, hingga metode bermain ciamik dari Ibu Yuni, Founder @rumahmainstream. Melalui masa orientasi KIMS, saya pun menantang diri sendiri untuk mempelajari hal-hal baru terkait STEAM dan mencoba mendalaminya agar bisa mengajarkan kembali kepada Daffa.

Saya begitu tercengang karena materinya bagus sekali. Penjelasannya lugas, padat, dan seru. Beberapa materi rasanya membuat saya tertampar, misalnya ketika disampaikan mengenai fitrah anak yang memiliki rasa ingin tahu sangat tinggi dan pembelajar alami sejak bayi. Justru kita, orang tua, yang membuatnya diam, pasif, dan tidak mau lagi berpikir kritis. Ocehan, omelan, dan kritikan kita yang tanpa sadar mematikan rasa penasaran dan rasa ingin mencoba mereka. Kita juga tanpa sadar membuat anak sering menyerah ketika gagal. Wow, saya tertohok sekali! Belum lagi materi lainnya yang tak kalah membuat saya tercengang dan mata saya terbuka.

Tak hanya materi, Ibu Yuni dan tim @rumahmainstream juga menyiapkan tantangan kepada calon Ibu Main STrEAM. Jangan khawatir, ada panduan yang sangat jelas, kok untuk bermain dengan anak. Tantangannya begitu seru meski kadang tidak mudah karena kita mesti pandai mengatur jadwal di rumah, menyiapkan alat dan bahan, dan tentunya mempersiapkan mood bermain anak.


Ternyata STEAM Bisa Mengasyikan!

Melalui tantangan ini, saya pun menyadari ternyata main STEAM itu bisa mengasyikan, lho! Main STEAM bisa jadi seru kalau kita paham cara yang benar dalam memandu anak tanpa terkesan menggurui. Saya pun banyak mendapatkan momen menakjubkan saat bermain bersama Daffa, misalnya saat ia tiba-tiba bilang, "Ma, ternyata aku bisa jadi kayak arsitektur, ya? Ternyata aku butuh selotip lebih banyak kalau mau buat ini.”

Lewat pancingan yang tepat, ternyata kita bisa mendapatkan jawaban fantastis nan mengesankan dari pemikiran anak.


Pesan untuk Rumah Main STrEAM

Terima kasih KIMS dan seluruh ibu peserta KIMS angkatan pertama yang sudah membersamai saya menghadapi masa orientasi dan tantangan. Saya dan Daffa bisa belajar banyak dan tentu ada banyak perubahan positif yang saya rasakan.

Semoga KIMS dapat terus menjadi wadah para ibu untuk sama-sama belajar dan tumbuh. Kelak, kita mesti membersamai anak untuk belajar menghadapi era digital yang serba cepat, instan, dan canggih. Jadi, kita sebagai Ibu juga wajib belajar agar mampu mengajarkan anak-anak kita proses berpikir, mengkritisi sesuatu, melakukan eksperimen berulang kali dengan pantang menyerah, dan berkolaborasi dengan segala lini masyarakat.

Ibu tangguh, Indonesia Maju!


94 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page